Minggu, 12 Februari 2017

Matrikulasi IIP : Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah

👨‍👩‍👦‍👦 MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH👨‍👩‍👧‍👧

“ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya  menuju peran peradabannya ”

Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.

Maka tugas utama kita sebagai pembangun  peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.

Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ misi spesifiknya ”, tugas kita memahami kehendakNya.

Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.

Darimana kita harus memulainya?

🙋 PRA NIKAH

Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:

a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?

b. Adakah yang membuat anda bahagia?

c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?

d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?

Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.

Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.

Karena,

ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA  KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK

👨‍👩‍👧‍👧 NIKAH

Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:

🍀Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?

🍀Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?

🍀Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

🍀Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?

Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

👩‍👧‍👧 ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.

a.   Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?

b.  Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?

c.   Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?

Setelah ketiga pertanyaan tambahan  di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.

Karena,

IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD

Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak

Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa  potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.

Karena

Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang

Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.

Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan

Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013

Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016

Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015

Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016

https://youtu.be/kwM9PDoRQRk

NHW #3 IIP

Dalam mengerjakan NHW #3 Kali ini, sebenarnya gampang-gampang susah. Pas liat soalnya, aaaah ini mah keciiiil, semua bisa dijawab.
Suru bikin Surat cinta? Wiiiiih gampil, Secara saya dari dulu emang hobi nulis Dan mengekspresikan perasaan tulisan. Dari mulai curhat di diary sampe bikin cerita non fiksi (yang ga pernah ada yang TAMAT 😂), sampe niat banget deh ngubek" gudang buat cari diary Kita berdua jaman pacaran dulu, demi mendapatkan ilham buat Si Surat cinta. Uhuuuuy..

Tapi, lagi" kesempatan buat ngerjainnya terbatas banget, giliran inspirasi keluar semua, ada aja deh entah tiba" anak" minta perhatian (bukan jam me time saya untuk ngerjain PR seperti yg sudah dibuat di NHW #2 Kemarin), HP lowbatt (saya ngerjain PR langsung di blog), atau dapet inspirasi bagusnya pas Shalat #eeh tau sendiri donk, Kalo begini biasanya selesai Shalat malah Jadi Lupa semuaaaah.. astaghfirullah...

Dan akhirnya karena udah dikejar deadline, Dan mumpung anak" lagi dibawa abinya ke rumah oma, jadilah Hari ini selesai juga tuh Surat cinta. Alhamdulillah.. walaupun sebenarnya kurang puas sama hasilnya.

OK back to NHW, reaksinya si suami setelah baca suratnya?
Udah ketebak sih, cuma Ketawa", ya dia kan udah biasa bgt dibikinin Surat cinta di status" Facebook 😂😂😂 Jadi ya ga surprised" amat reaksinya. Dan karena diminta reaksi, akhirnya dia menatap mata saya sambil pamer senyum Manis. Mengaminkan semua doa saya di Surat itu. That's all? Yup! Habis itu sibuk googling cari Bahan cerita untuk anak" yg minta didongengin tentang angin Dan matahari.
Beginilah resiko punya suami yg kurang romantis Dan beranak banyak 😂😂😂
Mungkin, kalau saya ngasih Surat cintanya pas lagi berduaan bisa lebih romantis Kali Yaa reaksinya... Tapi atulaaaah, kapan Kita bisa berduaaaaaan? Hiks.. hihihi

Next, menuliskan potensi dan kekuatan masing-masing anak:
1. Ukhti Arifah Nailarahmi
Ukhti itu bisa dibilang Ibuuuu banget, plek plek.. dari mulai mungilnya, mukanya, kelakuannya sampe Marah"nya.. bener" Persis. Mau saya mengelak seribu kalipun 😁
Dari segitu potensi tentunya ukhti ini luar biasa, anak ini tipe yg kepo Dan mudah tertarik dengan Hal Baru dan belajarnya cepat. Dan Bila tertarik ia akan Menyerapnya Secara maksimal, Dan bersungguh-sungguh walaupun kadang Masih belum bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekarang ukhti sedang tertarik dengan fashion design, gymnastic, parkour, martial art, yoga Dan tennis. Selain itu, pijatan tangannya cukup kuat Dan bisa diandalkan saat dibutuhkan.
Akhir-akhir ini saya Baru menemukan kalau dia sudah mulai senang ngobrol Dan mudah beradaptasi dengan lingkungan Baru. Dan ia mudah mengekspresikan perasaannya lewat verbal. Padahal sebelumnya, ga PD Dan gampang Menyerah/ menangis jika Tidak nyaman dengan lingkungan Baru. Mungkin faktor usia juga, sekarang ukhti 10tahun, sudah mulai bisa diajak komunikasi dengan Baik.  Modal untuk berkomunikasi dengan ukhti adalah senyum Dan intonasi yang Baik. Saya fikir, kelak ia akan menjadi anak sulung yang bisa diandalkan. Seperti selipan doa dalam namanya, yang artinya seorang kakak yg cerdas, bijaksana Dan penuh limpahan kasih sayang. Bisa Jadi partner sekaligus sahabat saya kelak. Kelak?? Iyaaa karena saya akui bonding saya Dan ukhti sekarang kurang kuat, karena Masa lalu (kurangnya ilmu saya untuk menghadapi persiapan menjadi ibu), tapi it's okay, saya kan lagi belajar nih, mudah"an seiringnya materi matrikulasi IIP ini komunikasi saya dan ukhti bisa lebih Baik lagi, bonding kami kembali kuat. Aamiin..

2. Ubaid Arrazan Muhammad Arif
Anak ke Dua kami lahir dengan kondisi khusus, sebagai penyandang down syndrome. Dari semenjak Masih dalam kandungan, ia sudah menjadi pejuang tangguh, telur janinnya sempat berbentuk sabit (Tidak bulat seperti layaknya ovum), tapi alhamdulillah ia bisa bertahan. 2 minggu pertama hidupnya dihiasi dengan doa-doa disertai tangisan, minggu-minggu, bulan-bulan bahkah tahun-tahun berikutnya ia tumbuh hebat Dan membanggakan. Dari situ kami menyimpulkan bahwa Razan akan menjadi orang besar, kelak. Razan is friendly dan mudah berteman, nurut Dan mudah bekerja sama dalam satu team, juga sangat ngemong dengan adik"nya. Walaupun Secara garis besar kemampuan razan di bawah rata-rata kemampuan anak seumurannya(umur razan 8tahun, kemampuannya di avarage 3-6 tahun) tapi menurut laporan" terapis, guru Dan para pelatihnya, razan anak yang kooperatif. Bahkan waktu tahun lalu ia bersekolah di Amerika, ia kerap dijadikan asisten Oleh gurunya. Ya sebenarnya Mendidik anak dengan down syndrome Tidak sesudah anak berkerudung khusus lain, atau bahkan - minimal berdasarkan pengalaman kami sebagai orang tua- dibanding dengan anak normal, karena mereka senang belajar dengan rutinitas. Jd lebih mudah mendoktrin dalam pembiasaan. Kalau untuk bakat, hingga saat ini belum terlihat Secara spesifik, tapi sepertinya dia lebih menyukai kegiatan fisik. Yang kami lakukan sekarang adalah Memberikan kesempatan yang sama untuk razan Dan kakak Dan adiknya. So far, dari berbagai kegiatan yg dijalanin (sport, jembe, mewarnai) favoritenya (yang suka ia tunjukkan) adalah gymnastic Dan yoga. 

Tahun ajaran baru ini, kami berenang meng-home schoolingkan razan, saya harap dengan bertambah waktu saya untuk razan, saya bisa menemukan lebih banyak lagi Dan menggali potensi yang Masih bersembunyi di diri Razan.

3. Umniya Raihana Arif

Usianya 3 tahun, aina ini satu-satunya anak yang lebih banyak saya handle sendiri. (Tanpa intervensi alias Bala bantuan dari ortu seperti anak yang lain), sehingga dampaknya skrg sungguh lengket dengan ibunya. 😁 Positifnya, Bila komunikasi saya Baik, aina bisa kooperatif. Ia sangat senang dibacakan Buku Dan cerita. Senang belajar melalui cerita Dan Ingatannya sungguh amazing, Hal yang saya fikir kecil justru sering ditangkap dengan Baik Oleh aina. Ia juga sepertinya ada bakat memimpin, Aina Dan razan ITU layaknya partner in goodness.. aina otaknya, razan eksekutornya 😂

4. Urfanindi Shafiyya Arif

Sofia senang mendengar alunan nada, entah itu Musik maupun ayat Quran. Anaknya cukup berani bereksperimen. Terbukti sejak umur 10 Bulan, sofia mulai belajar jalan. Semua milestone terlewati dengan baik. Alhamdulillah. Karena Masih bayi (tanggal 23 February nanti genap 1 tahun) Jadi Masih meraba lagi potensi-potensi yang dimiliki anak bayik ini 😘


potensi diri 

Seperti biasa, memang agak sulit untuk mengenal potensi diri pribadi hehe.. tapi yang pasti saya yakini, saya itu adalah orang Baik yang selalu ingin belajar menjadi lebih Baik. Saya senang menghabiskan Dan berbagi Hal po Isitif.Jika ditarik relationship antara potensi-potensi saya, suami Dan anak" kami, yang saling melengkapi satu sama lain, sepertinya Allah inginkan kami menjadi team yang solid agar bisa menghasilkan sesuai yang bermanfaat bagi sesama, aamiin..


lingkungan sosial

*Rumah

Kami tinggal di lingkungan yang sebenarnya kurang kooperatif, karena populasi yg terlalu beragam. Dengan pengalaman kami pernah tinggal 2 tahun di lingkungan yang sangat nyaman di Negara adikuasa, harusnya kami dapat memberikan manfaat bagi lingkungan ini. Entah dlm bentuk perpustakaan kecil atau membuat sekolah. Semoga dimudahkan jalannya. Aamiin

*Komunitas

Anak spesial Hanya untuk orang tua spesial, Salah satu berkah Allah Memberikan kami anak spesial adalah bertambahnya keluarga besarma kami walaupun bukan sedarah. Setelah di tahun pertama saya mendapatkan support dari teman" sepejuangan sesama orangtua spesial, Kimi saatnya saya menjadi bagian dari pemberi support tersebut. Saat ini saya ikut berkecimpung di kepengurusan potads (persatuan orang tua anak dengan down syndrome). 

Sabtu, 11 Februari 2017

(ceritanya) surat cinta 💓

Dear Mr. Arif Riyadi

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh lelaki pujaan hatiku, sebelum Kau mulai Membaca tulisan ini, ada baiknya Kau tutup matamu sejenak Dan mencoba re call memmory 13 tahun yang lalu.. biar bisa fokus nih sama cerita Aku.. 1..2..3.. merem Yaa.. 1 menit..

Sudah? Yuk Samain yaaa..
Aku Masih ingat saat Aku memilihmu (di antara 2 pilihan yg diajukan ficky), kenapa Aku memilihmu? Ga tau hehe.. sepertinya emang Allahlah yg Memberi petunjuk.. yang Aku Tahu, Aku merindukan sosok yang bisa menyemangati hidupku.

Aku Masih ingat saat pertama Kali meng SMS Kamu, Dan Masih terekam jelas juga jawabanmu yg super pendek Dan menghabiskan pulsaku sehingga harus SMS sekian Kali hahaha..

Aku bahkan masih ingat betul detail baju Dan kerudung yg Aku kenakan saat pertama Kali berjumpa denganmu di sebuah restoran fast food di Jalan Dago. Bukan untuk makan ya Kita di sana? tapi cuma buat ngeliat Kamu baca Koran. Hahaha.. Kamu Dan kemeja kotak-kotakmu. Melihatku Dan langsung tersenyum. Aiiiih aiiih.. Kita langsung Naik angkot ya saat itu, (ga perlu dibahas lagi yaaa siapa bayarin siapaaa hahaha) kamu Mau nganterin Aku ke stasiun bandung, karena Aku harus pulang menemui apak yg sedang terbaring lemah di ICU. Kita ga banyak bicara, sama-sama canggung. Sejujurnya, Aku ga langsung naksir sama Kamu. Apalagi pas sampe rumah, baca SMS Kamu nanya "Kamu Mau ga nikah sama Aku?"

Oh manusia ini ga punya empati sekali, ayahku di ICU, Dan dia ngajak nikah!!!

Tapi Kamu adalah Salah Satu yang Jadi bahan pembicaraanku di telinga almarhum apak. Aku bisikkan "apak, ai punya temen Baru. Anak ITB (apak pernah berharap anaknya ini bisa kuliah ITB)." Sampai akhirnya beberapa Hari kemudian apak berpulang (ini tepat 13 tahun yg lalu). Aku kembali sebel sama Kamu yang ga merespon dukaku dengan Baik menurut idealku. Kamu cuma mengucapkan turut berduka cita, ga dtg ke rumah. Semakin Aku menghilang darimu, semakin Kamu sering SMS Dan email Aku.

Dan kemudian, entah kenapa Allah menggerakkan Aku untuk menjawab kembali pesan-pesanmu. Entah kenapa Allah kemudian membuat Aku jatuh cinta padamu. Menikmati pertemuan" selanjutnya denganmu. Menanti saat" melihat sosok pria dengan jaket hitam, tangan di kantong, Dan selalu tersenyum menunggu di ujung gang. Mengubahku Jadi sosok yg lebih mengerti tentang agama.

Semakin Kita sering ketemu Dan diskusi semakin Kita saling mengenal Satu sama lain, semakin berat buat Kita, waktu itu ya? Karena Kamu Tahu betul bahwa apa yg Kita lakukan ini Salah, Kamu tak ingin Allah cemburu pada kita.

Ya Kamu memang Berbeda dengan pria-pria yang sebelumnya pernah mengisi hidupku. Tapi di sisi lain, Kita Jadi semakin bersemangat untuk segera lulus. Karena itu adalah syarat utamamu untuk menikahi Aku.

Hari-hari itu, diisi dengan Surat" cinta Kita di dalam diary yang Masih Aku simpan sampai sekarang.. (sepertinya bisa dijadwalin baca diary bareng berdua untuk mengenang planning" yg Kita buat sebelum dan di awal menikah dulu hehehe)

Hari ini, 13 tahun kemudian, akhirnya Aku menyadari penuh kenapa Allah memilihkan Kamu untukku..

Karena Allah Tahu Kamu yg terbaik untukku, untuk seorang perempuan yg lemah tapi mendambakan sosok imam yg bijaksana memimpin keluarganya,
Karena Kamu selalu bisa meyakinkan Aku seorang perempuan yg senantiasa galau,
Karena Kamu selalu Tahu Masa depan untuk menemani Aku yang sebelumnya tak pernah berani punya mimpi,
Karena Kamu bisa menunjukkan sosok lembut bagi anak-anak saat Aku sudah di ujung batas kesabaran.
Karena Kamu bisa menjadi contoh yang Baik Dan selalu membanggakan bagi kami.
Karena Kamu adalah pelengkap hidupku Dan anak-anakku, karena Kamu adalah penyempurnaku.

Dan Aku adalah wanita yg dipilih Allah untukmu, karena di balik laki-laki sholeh, kalem, lemah lembut, positif thinking, bijaksana HARUS ada perempuan (Dan keturunannya) yang galak, cengeng, suka ngebadut yang bisa membuat hidupmu lebih berwarna 😁😁

Aku sadar penuh, hingga hampir 12 tahun pernikahan Kita, Aku belum Jadi sosok yang ideal, bahkan masih jauh, dengan segala pembenaran-pembenarannya. Maka izinkan Aku, untuk selalu melangkah bersamamu, bergandeng tangan di sampingmu, menangis di pelukanmu, tertawa bahagia bersama anak" Kita hingga di akhir waktuku nanti..

Izinkan Aku untuk selalu mempercayaimu, menjaga cinta Kita, visi Dan Misi keluarga Kita, hingga kelak berkumpul lagi di jannahNya

Uhibbukifillah 😘
Penuh cinta dari kekasihmu satu-satunya di Dunia Dan akhirat (#kodekeras),
Mrs. Arif Riyadi

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh

Senin, 06 Februari 2017

NHW #2 IIP

Baru mulai diskusi di grup, udah mulai berasa sedihnya.. ketika harus mulai membuat "checklist indikator profesionalisme perempuan", otomatis jd ajang refleksi diri, sudah sejauh apa eksistensi diri ini sebagai ibu profesional. Semakin ditanya, semakin mengorek luka paling dalam. Tentu saja, karena saya menyadari sepenuhnya bahwa saya masih sangat jauh" dari sempurna. Makanya jadi sedih, terus sempet menyesali diri (astaghfirullah) terlahir di keluarga yang gaya mendidiknya tidak sesuai dengan idealisme, hingga menyebabkan refleks melakukan hal yang sama terhadap anak". Tapi mau sampai kapan? Mau sampai generasi ke berapa? Padahal peran pengasuhan anak sepertinya porsinya lebih besar di posisi IBU. Dan 3 dari anak" kami adalah calon istri sekaligus calon IBU. Ihiks..

Dan akhirnyapun berdiskusi dengan si ABI, iyaaaa pake meweeeeeek... Karena kayaknya ABI juga udah cukup berasa laaah punya istri yg jauh dari sempurna, sayangnya (atau beruntungnya?) Beliau memang tidak pernah mau komplain. Tapi giliran sang istri koreksi diri iiih DOI langsung senyum" happy gitu kayaknya. Hahahaha jadi keliatan selama ini tersiksa bener ya bi? :'(

Kata ABI, untuk memulainya, saya harus lebih dulu meyakini dan percaya atas tanggung jawab (sebagai peran) yg sudah diambil ini. Antara lain, dengan cara mengumpulkan alasan utk percaya pd diri sendiri. Dan kemudian harus Ikhlas menyerahkan hasilnya pada kuasa Allah.
Yang tak kalah penting adalah konsistensi dalam menjalaninya

Pembuatannya harus Step by step dlm menggapai goals, dan reachable, time framenya  singkat. Tapi kali ini saya belum membuat time frame, time frame akan dibuat di tabel selanjutnya saat menjalani uji coba di 1 minggu pertama (sekuat apakah saya dalam menjalani semua ini hihi.. boleh kan yaaa?? 😝)

Indikator pribadi
✔ Shalat tepat waktu, maksimal 10 menit setelah adzan, terutama Shalat isya (+sikat Gigi malam)
✔ Bangun tahajud Dan Tilawah
✔ Olahraga (minimal sit up 20x), mandi pagi Shalat duha.
✔ Murojaah saat di motor
✔ Minum air putih sehari 1 botol
✔ Izin Me time sebulan sekali (nyalon/ kumpul brg teman)
✔ Tidak bersosmed saat di depan anak
✔ Berkata Baik, bernada baik
✔ Memperbaiki komunikasi dengan semua, terutama mama: diskusi menu harian, dan ambil bagian nyuci piring

Sebagai istri
✔ Bangunkan tahajud Dan sahur puasa Sunnah
✔ Mengingatkan Shalat jamaah di masjid
✔ Memasak menu pilihannya seminggu sekali
✔ Mendoakan, Kiss and say I love you
✔ Dating (our time) seminggu 2x

Sebagai IBU
✔ Bangunkan anak" dengan doa
✔ Memeluk, mencium dan say I love you sebelum berpisah (termasuk sebelum tidur)
✔ Tilawah saat nenenin sofia
✔ Sabar sabar sabar
✔ Bernafas Dan go to the balcony saat hendak marah
✔ Memberikan kesempatan anak untuk menjelaskan
✔ Menyambut Dan memancing razan Dan ukhti untuk bercerita ttg hariannya di sekolah
✔ Mensupport anak-anak untuk bertanggung jawab pd tugasnya (nyuci piringnya, beresin mainan, DLL)
✔ Membacakan Buku/bercerita sebelum tidur/ saat menunggu ABI pulang
✔ Membacakan AL ikhlas AL falaq Dan Annas dan dzikir sebelum aina Sofia tidur
✔ Mengajak anak" Shalat jamaah Dan dia bersama

Bismillah.. SEMANGKA!!! (Semangat karena Allah)

Jakarta, 6 February 2017

Rabu, 01 Februari 2017

Matrikulasi IIP: Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2

🙋MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA🙋

Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #3? Pekan ini kita akan belajar bersama
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

🍀APA ITU IBU PROFESIONAL?

Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;

Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :

a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

🍀APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?

Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

🍀MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri  ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.

🍀VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.

🍀BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?

Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya

b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.

c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri  ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya

d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

🍀APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?

“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”

Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena  anak-anak dan suami kitalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka.

Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?

Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan

Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:
“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto

Salam Ibu Profesional

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

📚SUMBER BACAAN:
Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008
Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012
Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013
Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014
Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015
Assalamu'alaikum buibu hebat.... berikut hasil diskusi tentang Materi #2 II 😗😗😗

1⃣ Pertanyaan :
Dalam tahapan menjadi ibu profesional ada tahapan ' bunda sayang'. Dimana mempelajari tentang lmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya. Yang ingin saya tanyakan bagaimana dan mulai darimana saya mempelajari tahapan bunda sayang, sedangkan saya belum memiliki seorang anak? dan bagaimana saya mempraktekkan dlm kehidupan sehari-hari untuk saat ini?

- Arum Puji -

Jawaban:
1⃣ Bagi perempuan yang belum berkeluarga atau sudah berkeluarga namun belum memiliki anak, tahapannya
bunda cekatan - bunda sayang - bunda produktif bunda solehah.

sembari menunggu diamanahi seorang anak, bunda bisa fokus menyelesaikan tahapan bunda cekatan sambil mempelajari dulu ilmu tentang bunda sayang sebagai bekal jika sudah diamanahi anak nantinya. tahapan bunda sayang akan dipelajari nanti setelah bunda lulus di tahap matrikulasi ini. jadi bersabar ya bun, tetap semangat mengikuti ilmu ini setahap demi setahap ✅

2⃣ Dalam menjalani profesi IBU professional, tentu Kita harus memiliki konsep diri dulu. Salah satunya adalah berdamai dengan diri sendiri. Pertanyaan saya, bagaimana Cara memaafkan diri atas kesalahan dalam mengasuh anak di Masa lalu yang menyebabkan hubungan/bonding IBU Dan anak hampir hilang? Dan bagaimana Cara memperbaiki bonding tersebut?
- Arie -

2⃣ sebenarnya bukan kesalahan dalam mengasuh anak di masa lalu ya bun, tapi mungkin pada saat itu kita belum memiliki ilmunya sehingga kita tidak tau apa yang sebaiknya kita lakukan dalam mengasuh anak. bersyukur kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki hal tersebut. minta maaf kepada diri sendiri dan minta maaf kepada anak atas kesalahan atau kekhilafan yang pernah kita lakukan. evaluasi diri dan lakukan perbaikan 😊

hal yang menyebabkan bonding ibu dan anak hampir hilang salah satunya karena kita tidak dekat dengan anak, tidak menerapkan ilmu "komunikasi produktif" dan banyak faktor lainnya. cara memperbaikinya yaitu dengan meminta maaf dan membangun kembali kedekatan dengan anak. tipsnya, komunikasi produktif ya bun 😊 ✅

Pertanyaan :
3⃣ Belajar menjadi ibu Profesional, tentunya harus memiliki satu persepsi dengan suami mengenai konsep "Ibu Profesional", krn dengan begitu suami dapat mendukung kita menjadi Ibu Profesional. Pertanyaan saya, bagaimana cara mengkomunikasikan dengan keluarga terutama suami utk menjadi calon Ibu Profesional nantinya, karena belum memiliki buah hati? Kemudian cara atau strategi apa yang tepat dalam menjalankan proses menuju ibu profesional tanpa ada rasa beban utk menjadi ibu profesional?? Terima kasih...

- Diajeng Ayu -

3⃣ mba ayu, lakukan terlebih dahulu ilmu yang kita peroleh. karena biasanya suami itu butuh pembuktian. misal kita belajar adab menuntut ilmu, jika kita biasa bercerita dengan suami, ceritakan ilmu yang kita dapatkan dan kemudian terapkan dalam kehidupan sehari-hari. InsyaAllah perubahan kita ke arah yang lebih baik selama berproses menjadi ibu profesional dapat dirasakan oleh keluarga.

strateginya, seperti yang telah kita pelajari di adab menuntut ilmu kemaren. setelah kita mendapat ilmu, terapkan dan evaluasi. lakukan perbaikan ke arah yg lebih baik. begitu terus sampai kita mendapat gelar Almarhumah di universitas kehidupan ini 😊

menjadi ibu profesional bukanlah sebuah beban, tapi bagaimana kita berproses ke arah yang lebih baik sebagai istri, ibu dan anak (terhadap orang tua) ✅

4⃣ Assalamualaikum bunda ayu, sebagai yang masih single tentu saja banyak hal yang berseliweran dikepala saya dan terkait materi ibu profesional, bagaimana jika setelah lulus nanti ingin saya tuangkan ke dalam tulisan tepatnya buku, agar semakin banyak yang berminat belajar dalam kelas matrikulasi ini sedari mereka belum menikah, bolehkan dan kira2 hal apa saja yang harus saya perhatikan terkait isi buku?
Terima kasih 😊

- Eka -

4⃣ mba eka, sangat boleh menuangkan ke dalam sebuah buku mba. sedikit share, matrikulasi batch 2 iip bekasi bahkan sudah menghasilkan buku yang berhubungan dengan materi matrikulasi ini.

hal yang perlu diperhatikan sudah kita pelajari di materi pertama tentang adab menuntut ilmu ya mba :eka ✅

Pertanyaan
5⃣ Tingkatan Bunda PROFESIONAL,
Dari mulai Bunda sayang hingga Bunda sholehah

Apakah dengan menjadi Ibu Professional harus didukung oleh seorang suami dlm prosesnya, bagaimana agar suami turut membantu dlm tahapan2 Bunda diatas? Dan bagaimana jika single parents yg harus berjuang u/ kehidupannya?

- Fida Yanti -

Dukungan dari suami sangat diperlukan. misalnya saja jika bunda ingin belajardi group ini, sudahkah meminta izin suami? Jika tidak diizinkan oleh suami, sebaiknya tidak dilakukan . 😊
jika diizinkan oleh suami, saatnya kita melakukan perbaikan.

Tips dari Pak Dodik, jika seandainya ada yang mau kita ubah di dalam keluarga (termasuk suami dan anak-anak), maka lakukan perubahan terhadap diri sendiri dulu. lambat laun nanti suami akan merasakan manfaat perubahan kita dan tergoda untuk terlibat.
Untuk single parents, sama mba. namun bedanya ada tambahan tugas, yaitu menjadi tulang punggung keluarga.
kuncinya di manajemen waktu dan jangan pernah berhenti menuntut ilmu 😊✅

Pertanyaan
6⃣ 1. Apakah mungkin predikat 'Ibu Profesional' dicapai jika tinggal serumah dgn neneknya anak2? Jika mungkin,kira2 bagaimana tips supaya cara mendidik anak tidak berbenturan dgn keinginan nenek yg juga ingin mendidik cucunya.

2. Apa contoh "misi spesifik di muka bumi" bagi seorang ibu.

- Anggun -

6⃣ mba anggun, predikat ibu profesional dapat dicapai oleh siapapun. Sedikit cerita tentang tips dari bu septi jika tinggal serumah dengan nenek. selalu komunikasikan tentang pengasuhan anak dengan nenek jika ada yg berbenturan. tetapi tetap dengan cara yang baik. kuncinya komunikasi produktif. bangun kedekatan dengan nenek sehingga jika ada pebedaan pendapat kita enak komunikasinya, kalau perlu sering sering berikan beliau hadiah (barang yg disukainya).

jika ada perbedaan tentang pengasuhan anak dengan nenek, komunikasikan ke suami terlebih dahulu, kemudian diskusi dengan nenek (bisa kita atau minta tolong dengan suami jika diperlukan). setelah itu, baru diskusikan dengan anak supaya anak tidak memiliki 2 pemahaman yang berbeda dan ia bingung menentukan mana yg benar,

Contoh "misi spesifik di muka bumi" berbeda beda setiap ibu, ada yg mempunyai misi sebagai "edukator". selanjutnya tentang "misi spesifik" kan dipelajari di materi selanjutnya ya mba anggun 😊 ✅

7⃣Pertanyaan:
Tahapan menjadi Ibu Profesional ada 4. Apakah untuk mencapai Bunda Produktif itu berarti harus melewati 2 tahapan sebelumnya? Tidak bisakah bersamaan?

Setelah menikah dan punya anak saya agak terkejut bagaimana tugas Ibu tanpa ART begitu banyak dan menyita tenaga, padahal anak baru satu. Ada kalanya saya ingin kembali kuliah atau bekerja, namun saya lupakan lagi mengingat hak anak untuk saya asuh sendiri adalah prioritas. Namun jenuh karena seharian di rumah lebih sering melanda. Belakangan suami menyarankan saya kembali kuliah, urusan anak dan rumah tangga katanya nanti akan menyesuaikan sendiri, namun saya masih ragu.

Apakah saya harus fokus dulu dalam memanage anak dan seluruh urusan rumah tangga, atau nekat kuliah lagi tanpa pikir panjang?

-Afie

waktu family camp tahun lalu, ada juga yg bertanya tentang "tinggal serumah dengan nenek", saran dari pak dodik yaitu sebisa mungkin untuk pisah rumah dengan keluarga lain. tetapi jika tidak memungkinkan, kembali lagi ke komunikasi. selalu komunikasi dan diskusikan jika ada perbedaan pendapat.
Mba afie, mengutip kata bu septi "bersungguh sungguhlah kamu di dalam, maka engkau akan keluar dengan kesungguhanmu". ini yang telah dirasakan oleh bu septi, dulu beliau memutuskan untuk menyimpan baik baik ijazahnya dan menolak pengangkatan dirinya sebagai PNS karena pak dodik meminta beliau agar anaknya dididik sendiri oleh ibunya, bukan oleh neneknya atau orang lain.

kemudian bu septi benar benar fokus ke mendidik anak dan memperbaiki manajemen rumah tangga, sehingga lahirlah jarimatika, abaca baca, jari Al-qur'an. kemudian kurikulum bunda sayang dan bunda cekatan.

tetapi jika memang tahapan bunda produktif adalah sebuah keharusan, maka kuncinya yaitu manajemen waktu yg harus diperhatikan. "delegasikan" tugas jika memang perlu di delegasikan.

terkait dengan lanjut kuliah, itu tergantung dengan kesepakatan mba dengan suami. setiap keputusan selalu ada konsekuensi, konsekuensi itu yg harus dipahami oleh mba, suami dan keluarga :)
misal, jika bunda kuliah lagi, otomatis waktu bunda bersama anak anak berkurang, pekerjaan bunda yang awalnya dikerjakan sendiri bisa dibantu oleh suami dan anak-anak dan hal hal lainnya ✅

8⃣Pertanyaan:
1. Apakah seorang ibu dgn gangguan mood swing bs menjadi seorang ibu profesional?
2. Apa yg harus dilakukan seorang ibu dgn inner child yg kurang menyenangkan agar bisa berkualitas dlm mendidik anaknya?
-annisa-

8⃣ mba annisa, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, semua ibu bisa menjadi seorang ibu profesional 😊
gangguan mood swing atau inner child sebenarnya kita sendiri yang menciptakan. jangan pernah jadikan "masalah" sebagai hambatan untuk kita menjadi lebih baik.
pada materi komunikasi produktif, bu septi menjelaskan ganti kata "masalah" sebagai "tantangan". karena jika kita mengatakan tantangan, badan kita akan tetap dan kita lebih bersemangat untuk menyelesaikan "masalah" tersebut. sama halnya dengan "mood swing atau inner child", jadikan 2 hal itu sebagai tantangan untuk kita menghadapinya dan berubah. 😊✅

9⃣ Bagaimana caranya menghadapi pihak ekternal yg suka membicarakan kita berpendidikan tinggi tp cuman jd ibu rumah tangga?

- Anita -

9⃣ mba anita, begini penjelasan bu septi, ketika dulu kita bertanya ttg bisikan bisikan dari pihak eksternal
"kalau saya dulu berusaha untuk menutup mata dan telinga sekenceng-kencengnya, kemudian mengafirmasi diri, bahwa ini pilihan terbaik, dan saya akan menghargai pilihan saya. Karena kadangkita minta orang lain menghargai profesi/ pilihan hidup yang kita ambil, diri kita sendiri justru tidak menghargainya. Apa contohnya?

Dulu saya selalu pakai daster all day, ini adalah bukti bahwa diri saya sendiri saja tidak menghargai pilihan profesi yang saya ambil.

Maka prinsipnya adalah

"For THINGS to CHANGE, I must CHANGE FIRST"

mulailah berubah dari diri kita sendiri, setelah itu saya gunakan prinsip selanjutnya

"Selama ALLAH dan RASULNYA" tidak MURKA, maka saya akan jalan terus"✅

1⃣0⃣ Untuk menjadi ibu profesional saya masih kesulitan mengelola emosi. Bagaimana mengelola emosi agar tidak mengeluarkan kemarahan dan kesedihan di depan anak? Tkb

Gista

mba gista, jika mba emosi kepada anak karena kesalahan anak, maka coba untuk menaham diri sebentar (sabar sebelum mengeluarkan kata kata), dan ucapkan kalimat produktif (bukan menyebutkan kesalah-kesalahan anak, ditamba dengan bumbu bumbu kalimat yang menyakitkan hati sang anak)

contohnya "saya kutip dari materi komunikasi produktif bu septi di kelas bunda sayang"

c. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan

⛔Kalimat tidak produktif:
“Nak, Ibu tidak ingin kamu nge-game terus sampai lupa sholat, lupa belajar!”

✅Kalimat produktif:
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”

d. Fokus ke depan, bukan masa lalu

⛔Kalimat tidak produktif:
“Nilai matematikamu jelek sekali, cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu nge-game terus,sampai lupa waktu, lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, ibu jengkel!”

✅Kalimat produktif:
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”

e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”

Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul, maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.

f. Fokus pada solusi bukan pada masalah

⛔Kalimat tidak produktif:
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”

✅Kalimat produktif:
“Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.

g. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan

Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.

⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:

“Waah anak hebat, keren banget sih!”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu!”

✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya Nak”

“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”

h. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman

⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat.”

✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur. ✅

Pertanyaan
1⃣1⃣ 1. berkaitan dengan NHW yang lalu, saya melihat jawaban dari apa yang ingin dipelajari pada NHW lalu, tercermin pada Tahapan Ibu Profesional - Bunda produktif, apakah saya bisa langsung menjadi Bunda produktif, tanpa melalui bunda sayang & cekatan?
2. bagaimana bentuk evaluasi dari indikator keberhasilan seorang Ibu pro? pertanyaan2 sebagai indikatornya, bagaimana bentuk pengukurannya? kalau dikantor biasanya kita punya KPI, apakah sebagai Ibu pro kita juga harus punya KPI?

- Ayu Rachmawati -

1⃣1⃣ 1. Mb Ayu, materi yang ada di IIP sudah disusun sedemikian rupa, step by step yang akan mengantarkan para Bunda insya Allah lebih mengenal jatidiri dan perannya baik dalam keluarga maupun di masyarakat. Dua tahap pertama adalah pijakannya. Idealnya, setiap tahap harus kuat pijakannya, karena tangga berikutnya masih tinggi.
Jika belum kuat di pijakan awal dan buru-buru naik ke pijakan berikutnya, biasa terjadi ketidak seimbangan. Minimal dengan masuk di Ibu Profesional, kita makin paham road map kita. Sehingga kelak bisa mengatakan ON TRACK atau OFF TRACK

1⃣1⃣ 2. Indikator keberhasilan ini akan dipelajari dalam NHW berikutnya. Sekedar bocoran, sebagai seorang istri dan ibu, kostumer loyal yang harus kita layani adalah suami dan anak-anak. Nah, dari merekalah kita akan tahu apakah kita sudah layak dianggap profesional? ✅

1⃣2⃣ Saat ini saya masih tinggal bersama ibu mertua (alm ayah mertua udah meninggal) dan ga mungkin kita pindah dari rumah ibu mertua.
Urusan rumah seperti memasak dilakukan oleh ibu mertua karena memang ibu mertua saya suka sekali memasak.
Pekerjaan rumah seperti mencuci baju saya lakukan sendiri dengan mesin. Setrika baju dan rapi2 rumah dibantu asisten.
Keseharian saya bekerja di Instansi Pemerintah office hour kadang sampai lembur.
Selama ini saya memaksimalkan waktu untuk belajar bersama anak di waktu setelah sholat subuh seperti mangajari anak belajar ngaji (baca iqro) dan mengulang hapalan surat2 pendek Al-Qur'an saat antar perjalanan kesekolah naik motor.
Yang ingin saya tanyakan: apa yang bisa saya lakukan untuk menjadi Ibu Professional Kebanggaan Keluarga dengan keadaan dan keterbatasan saya yang seperti ini..
Terima kasih atas jawabannya.. 🙏🏻🙏🏻

- Sandra -

1⃣2⃣ Mb Sandra, yang dilakukan selama ini sudah cukup baik koq, yaitu berusaha mendidik anak secara langsung, dengan keterbatasan waktu yang dimiliki. Nah, supaya anak memperoleh apa yang diharapkan oleh orangtuanya, maka luangkan waktu mbak untuk melatih orang dewasa di sekitar anak-anak, kalau terpaksa memang harus meninggalkan mereka dari pagi-petang. Jadi tidak akan ada kesenjangan gaya mendidik dan Mb Sandra bisa tenang meninggalkan anak di rumah, karena yakin bahwa anak berada di bawah pengasuhan yang tepat. Jika dengan suami, berusahalah sebaik mungkin untuk menjadi partner beliau. ✅

Pemilihan bahasa yang tepat, sangat mempengaruhi perkembangan mental dan karakter anak, saya merasakan sendiri. Tumbuh dengan orang tua yang secara emosional blm stabil, dan penggunaan bahasa yang kasar. Membuat saya dan adik adik saya pun tumbuh menjadi org yg berwatak dan karakter keras, dengan pengendalian emosi yg kurang baik. Alhamdulillah mengambil keputihan jauh dari ortu, terutama Ibu, membantu saya melepaskan sedikit sedikit didikan ibu saya dan juga nenek saya (secara tdk langsung melalui ibu).

Sedikit tambahan ya mb Febbi.. Biar gak terlalu ngebeban niih, ada tips dari bu Septi juga...

Jika emosi sedang terpancing, menghindar sebentar dari anak dan katakan “Ibu butuh waktu sebentar, kalian bermain sendiri dulu ya”. Lantas masuklah kamar atau kamar mandi dan terserah, mau nangis boleeeh, mau mandi juga boleh. Hehehe... Kalau dalam Islam, jika sedang esmosih jiwa, sebaiknya gimana? Wudhu kan? Emosi itu anggaplah hawa panas yang dapat diredam dengan sesuatu yang sejuk, seperti air. Ada juga yang mengatakan, jika sedang dalam keadaan emosi, maka duduklah, kalau masih emosi juga, berbaringlah. Jika masih emosi juga, segeralah berwudhu dan sholatlah.
Bu Septi pernah cerita, Pak Dodik akan tahu bagaimana suasana hati istrinya cukup dengan melihat rekening listrik. Jika tagihan listrik melonjak, berarti Sang Istri sedang mempunyai masalah entah dengan anak-anak ataupun dengan suami. Bu Septi punya kebiasaan, jika sedang emosi, akan mengurung diri di kamar mandi, dengan keran air yang mengucur terus, supaya tak terdengar sedang menangis.
Lanjuuut , jika emosi telah stabil dekati kembali anak dan bicarakan permasalahannya dengan menggunakan komunikasi produktif . Wah apa itu? Materi ini akan dipelajari di Bunda Sayang, sabar yaa.. 