Rabu, 22 Februari 2012

Rahmi dan Uang


sore ini, seorang kerabat datang, berawal dr transaksi pulsa (yes, kami membuka counter pulsa kecil di rumah), hingga akhirnya ngalor ngidul cerita ke mana-mana, beginilah kalo emak2 doyan cerita, sore hari, lepas lelah kami habiskan dg bertukar cerita, kerennya sih nggosip, tp insya allah, jauh dr ghibah, jd bukan gosip donk ya namanya hehe..

dr sekian banyak cerita yg dibahas, salah satunya adalah uang jajan, kerabat saya yg hitungannya sepupu (umurnya sekitar belasan tahun lebih tua dari saya) mengatakan "umur segini (maksudnya anak2 seumur rahmi dan razan) mah masih enak, ga byk keluar uang. tar gedean dikit deh bentar2 uang"
saya: "emg umur berapa kenal uang"
teteh: "ya bukan uang dalam hal minta jajan ya, tp kaya uang buku, ekskul, dll"

baiklah, saya fikir pembicaraan kita akan mengarah ke kebiasaan konsumtif anak2, karena saya dan suami memiliki pemikiran yg sama ttg penggunaan uang jajan anak2. eh sama kan bi?? hahaha..

setelah si teteh pulang, saya yg sedang memindahkan cucian ke keranjang pakaian (yes, kami tdk menggunakan jasa asisten) tiba2 rahmi menghampiri saya,
rahmi: "bu, td ukhti denger kalo udah gede bisa minta uang ya? skrg kan ukhti udah gede, boleh minta uang donk" *duh gadis cilikku ini sponge bob sekali*
ibu: "ah, kata siapa? itu kan org lain, kalo ukhti kan anak ibu dan abi, kebijakan keluarga kita kan beda"
rahmi: "kenapa beda bu?"*tanya ukhti sambil naik sepeda dan berlalu, bertanya tp seperti tak meminta jawaban.

baiklah, akan ibu jawab disini, dan kelak ketika kau sudah tertarik untuk membuka blog ini kau akan mengerti, sebagai #emakhemat, ibu akan mengajari anak ibu ttg manajemen keuangan, bagaimana cara mengatur keuangan, bagaimana membedakan yg mana kebutuhan yg mana keinginan, sehingga saat kau memegang uang jajanmu sendiri, kau akan tahu bagaimana cara menggunakannya dg baik . untuk sementara, tugas pen-doktrin-an ttg prioritas, biar abi yg handle. ya kan bi? ;p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar