Jumat, 25 Mei 2012

Creating Lasting Change (belajar dari Tony Robbins)

Bismillah,

(dari Youtube : Creating Lasting Change, The Seven Master Steps, to Maximum Impact)
Dalam mengupayakan perubahan yang bertahan lama, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kebutuhan utama manusia. Six human needs :
1. Certainty : stability & comfort, kebutuhan untuk kepastian dan kenyamanan
2. Variety : stimulus & change, kebutuhan untuk variasi dan perubahan
3. Significance : feel special & worthy of attention, kebutuhan untuk merasa spesial dan diperhatikan
4. Love & Connection : love & belong, kebutuhan untuk mencintai dan hubungan
5. Growth : develop & expand, kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang
6. Contribution : give beyond yourself, kebutuhan untuk memberi untuk orang lain

Dalam membuat keputusan, setiap orang akan dipengaruhi oleh 2 hal :
1. Kebutuhan utama yang mana yang paling diprioritaskan dan dianggap paling penting
2. Apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut

Jika kita dapat mengerti 2 hal tersebut kita dapat lebih memahami cara berfikir orang tersebut dan mengerti dunia mereka.

Setelah memahami hal tersebut, tahap selanjutnya adalah bagaimana kita membuat perubahan itu sendiri. Terdapat 7 Master Steps dalam membuat perubahan yang bertahan :
1. Understand and appreciate their world, apa yang mereka butuhkan, nilai-nilai apa yang paling penting, kepercayaan apa yang mereka miliki, apa yang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2. Create a base and get leverage,
3. Interrupt limiting patterns,
4. Define the problem in solvable terms,
5. Create new empowering alternatives,
6. Condition the new decision,
7. Relate to highest goals and relationships,

Tahapan tersebut sebenarnya bisa digunakan untuk melakukan perubahan di diri kita sendiri. Pertama, kita harus dapat mengenali diri kita sendiri, nilai-nilai yang penting untuk kita, bagaimana cara kita memenuhi kebutuhan kita. Kemudian kita harus mengenali apa yang menghambat kita selama ini (kalo dari Kubik Leadership istilahnya kotak korek api dan rantai gajah yang kita miliki, Limiting patterns yang kita miliki dan lakukan). Kita harus dapat menghacurkan limiting patterns tersebut dan menggantinya dengan yang lebih baik (empowering beliefs / patterns). Setelah itu kita perlu mendefinisikan permasalahan yang kita miliki dalam bahasa yang aktif, di mana fokusnya adalah pada apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Buatlah keputusan alternatif terbaik untuk menyelesaikan permasalahan. Kondisikan keputusan tersebut supaya kita dapat konsisten menjalankan keputusan tersebut. Hubungkan keputusan tersebut dengan hasil yang akan kita dapat dengan menjalankan keputusan tersebut dengan konsisten.
Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik daripada hari ini. Lets take action and make a difference.
 

Semoga bermanfaat.

Senin, 21 Mei 2012

Six Thinking Hats


Bismillah,

Sharing dari Youtube (Six Thinking Hats by Edward the Bono)
Dalam menyelesaikan masalah, terkadang yang perlu dilakukan adalah menempatkan sesuatu (Rearranging things) sedemikian rupa sehingga lebih mudah, simple dan efektif untuk diselesaikan. How we put things made it easier to deal with it.
Dalam proses berfikir terkadang kita belum memanfaatkan pikiran kita secara optimal. Sering kali pikiran kita tidak fokus atau malah terlalu fokus melihat permasalahan hanya dari 1 sudut pandang saja.
Edward De Bono menggunakan framework Six Thinking Hats untuk mengarahkan proses berfikir menjadi lebih simple dan efektif. Six Thinking Hats sebenarnya adalah memfokuskan pikiran kita untuk melakukan proses berfikir yang spesifik satu per satu. Six Thinking Hats merupakan simbol 6 topi yang menjadi framework untuk setiap proses berfikir :
1. White hat : merupakan framework untuk menggali informasi, direct focus on information. Informasi apa saja yang tersedia, informasi apa yang dibutuhkan dan informasi apa yang belum tersedia serta bagaimana kita mendapatkan informasi tersebut.
2. Red hat : merupakan framework untuk emosi, intuisi, pengalaman, gut feeling dll. Tidak memperdulikan benar atau salah, Red hat mengedepankan perasaan terhadap permasalahan.
3. Black hat : merupakan framework yang menjaga dari bahaya, mengedepankan hati-hati, risk assessment, penilaian terhadap kecocokan nilai, budaya dll. Menggali alasan kenapa sesuatu itu berbahaya, tidak perlu dilakukan, menghentikan kita dari melakukan sesuatu yang berbahaya.
4. Yellow hat : merupakan framework untuk logical positif yaitu alasan kenapa kita perlu melakukan sesuatu. Mengedepankan benefits, values, bagaimana membuat sesuatu berguna dst. Kita perlu mengembangkan value sensitivity (peka terhadap nilai positif dari sesuatu) untuk menggunakan dan mengembangkan yellow hat dengan baik.
5. Green hat : merupakan framework untuk kreatif, mengedepankan ide-ide baru, alternatif yang bisa dilakukan, dan yang paling penting adalah possibility (kemungkinan bisa dilakukannya segala sesuatu).
6. Blue hat : merupakan framework kunci yang mengatur semua framework di atas. Mengedepankan proses berfikir itu sendiri, proses pengambilan keputusan, hasil, serta langkah berikutnya yang akan diambil. Blue hat menganalisa permasalahan serta menggunakan framework yang ada untuk menyelesaikan permasalahan.

Kesimpulannya : six thinking hats adalah alat yang dapat digunakan untuk mengarahkan proses berfikir menjadi lebih efektif. Akan tetapi, efektifitas dari alat tersebut sangat tergantung dari skill penggunanya. Semoga bisa semakin memperkaya wawasan kita dan dapat mengembangkan proses berfikir kita menjadi lebih baik.