Kamis, 07 April 2016

Razan dan Special Education Class

Ga sampai 2 bulan lagi, kita harus pulang ke Indonesia, back for good insyaAllah, sudah saatnya si abi kembali dan membangun negeri tercinta lewat perusahaan BUMN yg sudah ia tekuni sejak 12 tahun yg lalu.

Kalau bukan karena niat baik itu, (ciye elaaah kesannya si abi berbakti banget yaak, pdhl mah emang diiket 10tahun hahahha), enggan rasanya untuk pulang ke tanah air. Ga seperti yg orang" bilang, bahwa tanah Amerika kejam, yg kita rasakan justru sebaliknya, kita merasakan banyak hal hal baik di sini, bahkan kami yang hanya numpang hidup selama 2 tahun di sini memiliki hak yang sama atas fasilitas -fasilitas yang diberlakukan di state.

Mungkiiiin, bisa jadi karena kami tinggal di kota kecil yang hampir 80%nya di isi oleh pelajar yang banyak datang dari luar US, jadi penduduk asli nya sudah biasa menghadapi diversity di kota ini, mereka ramah dan baik semua, alhamdulillah :)

Salah satu yang beraaaaat banget buat dilepas dari kota ini adalah sistem pendidikannya. Betapa beruntungnya kami, Razan sempat mengenyam pendidikan di negara ini. Waktu kita ke sini, Razan masih berumur 5 tahun, dan masuk ke kelas kindergarten. Yang ternyata terkoordinasi dengan kelas special education. Jadi Razan hanya masuk ke kelas kindergarten dan belajar bersama teman-teman "normal"nya saat jam-jam tertentu saja. Seperti pada saat pelajaran olahraga, seni, dll. Saat pelajaran calistung, Razan akan diambil ke kelas spesial untuk belajar bersama guru-guru yang bersertifikasi special education.

Banyak kemajuan-kemajuan Razan yang dilaporkan, seperti membaca, berhitung, dll (walaupun buat saya pribadi ini hanya bonus, karena toh nanti pulang ke Indonesia, Razan harus mengulang lagi pelajaran yang sama dengan bahasa yg berbeda -_-'), tapi yang paling penting adalah kesempatan-kesempatan yang sama dengan teman-teman seusianya yang sudah Razan rasakan. Ga ada bully, bahkan Razan katanya jadi big man on campus yg artinya kurang lebih anak favorit, semua orang di sekolah kenal dia :)

Guru-guru sampai bus driver juga keliatan banget sayangnya ke Razan. Team special education dari guru, terapis, psikolog, sampai pengawas special education se-county (apa ya? Kabupaten kali ya) sebenernya menyayangkan Razan pulang, apalagi pas tahu kalo di Indonesia belum ada public school/ sekolah negeri yg siap menerima anak dengan down syndrome.

Tapi, kami selalu yakin, di manapun Razan berada, insyaAllah selalu dikeliling orang-orang yang baik dan sayang sama Razan. Mudah-mudahan juga pas kita pulang, sistem pendidikan di Indonesia juga cling abrakadabra jadi sebagus di sini hihihihi...

AAMIIN!!!

:D